Senin, 04 Mei 2009

TABEL KIMIA



PENYAKIT HATI


PENYAKIT HATI

A. Karakter hati.

Manusia diciptakan Allah sebagai mahluk yang sempurna dibanding dengan mahluk lainnya, karna keistimewaan yang dimilikinya. Manusia dapat menjadi mahluk yang paling baik, sehingga derajatnya dapat melampaui malaikat, tetapi dapat pula menjadi makluk yang paling buruk bahkan derajatnya dapat melebihi bintang.

Baik buruknya manusia tidak terletak pada keadaan fisiknya,melainkan pada kepribadiannya, karma itu derajat manusia bersifat ruhaniah, sedangkan yang tampak ke luar adalah perkataan dan tingkah lakunya , baik dan buruknya ucapan dan perbuatan manusia berkaitan dengan pengendalian hati yang dimiliki oleh setiap orang. Nabi bersabda:

Artinya

“Sesungguhnya dalam tubuh terdapat sebongkah daging, apabila ia baik, maka baik lah seluruh tubuh dan apabila rusak, maka rusaklah seluruh tubuh, dia adalah hati”.(H .R. Bukhari dan Muslim)

Hadist diatas dapat kta pahami bahwa ucapan dan perbuatan manusia tergantung pada keadaan hati, apabila hati baik, terpelihara dan terkendali maka perbuatan dan ucapannya akan baik,sementara kalau hati tidak terawat, kotor tidak terpelihara, ia akan mendorong untuk berkata dan berperilaku tidak baik mengkuti bisikan setan.

Hati dapat dikontrol dengan akal yang sehat dan mengikuti ajaran islam. Hati yang terisi dengan agama akan terjaga, bersih dan sehat. Jika hati tidak terawat dan terpelihara, ia akan membeku dan keras, sehingga ia akan mudah menerima bisikan setan yang selalu mendorong untuk berbuat jahat. Bisikan setan ke dalam hati bisa bentuk apa saja, misalnya karena bergurau atau salah paham, salah pandang, prasangka yang buruk yang membangkitkan emosi dan kemarahan yang menyebabkan terjadinya petengkaran, perkelahian,iri hati, dengki dan sebagainya.

Pertengkaran, permusuhan dan dendam merupakan ungkapan dari hati yang tidak terkendali dan tidak terawat dengan baik, sehingga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang merusak ( destruktif ). Hal ini terjadi karena ada sifat egoisme, tinggi hati, sombong dan merasa benar sendiri yang merupakan ungkapan hati yang tidak sehat. Dia menjadi pemarah.

Apa itu marah? Marah adalah api setan dari hati naik ke otak dan ini akan tampak pada wajah, wajah orang marah menjadi merah, mata melotot, bibir gemetar, lubang hidung kembang kempis, gigi gemertak, ucapan – ucapan kotor keluar dari mulutnya, jelek sekali rupanya orang yang sedang marah itu. Lebi parah lagi kelakuan orang yang sedang marah ialah gerakan mondar mandir, setan terus menggodanya : pukul saja, ambil batu lempar, ambil gelas, piring pecahkan ( melayang ), ambil pisau, golok, bahkan ambil pistol -- Nauzubillah

Jika sudah seperti itu kita harus cepat mengucapkan Istigfar “ Astagfirullah “. Redamkan kemarahan, usir setan itu, jika sedan berdiri marah, duduk lah cepat, atau pergi berwudhu, api setan itu akan dingin dam mati dengan air wudhu.

Kala marah tak terkendali. Sampai menganiaya orang maka di dunia akan masuk penjara di akhirat dia masuk neraka. Rasulullah bersabda :

“Telah terjangkit pada kalian penyakit umat terdahulu yaiu marah dan membinasakan” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)

Ajaran agama Islam mendidik dan melatih kita bagaimana memelihara dan menjaga hati, agar selalu dalam keadaan bersih, tidak marah sehingga setan tidak merasuki diri kita, sehingga kta dapat menjadi makluk yang berahlak mulia dan terhindar dari akhlak yang tercela.

Memelihara hati di mulai dengan upaya terus menerus menghayati bahwa kita merupakan manusia tidak sempurna, karena itu kita tidak akan menempatkan diri kita di atas orang lain. Perasaan ini akan menjauhkan diri kita dari perasaan tersinggung, karena merasa direndahkan atau sombong yang menyebabkan orang lain sakit hati yang dua hal ini menjadi menjadi awal terjadinya pertengkaran.

Hendaknya kita berusaha untuk terus menerus memperbaiki diri dan selalu berusaha menahan perasaan dan berusaha mengembangkan perasangka yang baik kepada orang lain. Jika kita dapat melakukannya maka akan lahir sifat rendah hati, mampu menahan dan mengendalikan diri, serta dapat mengharga orang lain, orang yang bersih hatinya akan dapat merasakan ketentraman hidup, wajah cerah dan tidak akan merasakan sendirian karena banyak kawannya.

  1. Macam-Macam Penyakit Hati

Ahklak yang tercela yang berawal dari penyakit hati yang harus dihindari banyaksekali macamnya, sebagian diantaranya dijelaskan di bawah ini di jelaskan di bawah ini.

1. Iri, Dengki atau Hasud

Iri, dngki atau hasud adalah perasaan tidak senang terhdap nikmat yang di peroleh orang lain dan berusaha dengan berbagai cara agar nimat yang dieroleh orang lain itu hilang, bahkan boleh jadi dia menharapkan nikmat itu jatuh ketangannya.

Nabi bersabda

Waspadalah terhadap hasud, sesungguhnya haud itu memakan (menghilangkan) kebaikan sebagaimana api (menhabiskan) kayu baker (H R Bukhori dan Muslim).

Penyakit iri,dengki dan hasud dapat menyakiti diri antara lain disebabkan oleh adanya:

1. Rasa permusuhan dan kebencian

Hubungan antara manusia dalam masarakat menyebabkan lahirnya perasaan-perasaan senang dan tidak senang pada diri orang-orang yang terlibat dalam hubungan itu. Rasa tidak senang yang berlebihan dan tidak terkontrol akan melahirkan permusuhan dan kebencian, sehingga mendirong orang itu untuk berusaha melakukan sesuatu yang dapat memuaskan dirinya, disini lahirlah hasud dan dengki.

Perlu diingat, sebenarnya iri, hsud dan dengki itu menyiksa diri pemilik sipat itu sendiri, sebab selama sipat-sipat itu bersarang dalam hatinya, ia akan merasakan panas hatinya seakan-akan api membakar dadanya. Sebelum maksudnya tecapai, ia lebih dulu akan membinasakan dirinya, yakni berlarut-larut menderita, mendapat celaan dari kiri-kanan, menanamkan benih permusuhan dan memperoleh kutukan tuhan. Hasud adalah perbuatan yang harus di jauhi, sebab berbahaya bagi ketenangan dan ketenraman hidup.

2 Adanya perasaan tinggi diri

Perasaan tinggi diri, atau merasa dirinya lebih tinggi (super) dan lebih mulia dari orang lain akan merasa tersiksa manakala ada orang yang lebih atau melampaui dirinya. Ia akan membenci orang lain yang melampauinya dan itu berusaha menjatuhkannya.disini usaha yang dilakukannya selalu bermuatan hasud dan dengki.

3 Kikir berbuat baik pada orang lain

Sebab lain lahirnya iri, dengki dan hasud adalah adanya sipat kikir berbuat baik kepda orang lain.keengganan untuk berlaku egois dan selalu diperhatikan orang lain. Ia tida senang orang lain memperoleh kenikmatan, bahkan sebaliknya ia senang apabila orang lain menderita.

Sebab munculnya sipat iri, dengki dan hasud itu pada dasarnya karna tidak mampunya orang itu mengendalikan hatinya, bahkan ia dikuasai perasaan dan nafsunya yang pada akhirnya akan menghancurkan dirinya sendiri.

Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menanggulangi munculnya penyakit ini antara lain:

1.Menetahui benar bahaya-bahaya iri, dengki dan hasud dengan melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam sejarah atau kejadian ditengah-tengah masyarakat. Mengetahui bahwa sipat ini berbahaya diharapkan akan menggugah hati kita untuk menghindarinya.

2.Jika perasaan iri itu muncul, maka hendaklah kita sadari bahwa orang itu tidak akan rugi jika kita mengirinya, bahkan sebaliknya, jika kita iri, lalu kita hasudi maka kita sendiri yang akan rugi. Bukan keuntungan yang akan kita peroleh orang yang denki,melainkan kekecewaan dan kecemasan.

3.Menyadari bahwa iri itu menyakiti hati dan menambah penderitaan batin. Mengikuti perasaan iri tidak akan menjadikan untung, bahkan sebaliknya akan membuahkan penyakit, baik penyakit fisik maupun jiwa.

2. Fitnah

Memfitnah merupakan perbuatan yang sangat buruk, karma fitnah dapat menyababkan orang saling bertengkar, berkelahi bahkan saling bunuh. Dalam sejarah umat islam tercatat suatu fitnah yang besar atau fitnatul kubro, yaitu ketika Abdullah bin saba; orang yahudi yang pura-pura masuk islam, menyebarkan fitnah yang keji dikalangan pengikut Ali bin Abi Thalib, sehingga terjadi peperangan yang hebat antara pengikut Ali dan pengikut Aisyah, Zubair dan Thalhah yang berakhir dengan tewasnya Zubair dan Thalhah dan ribuan umat islam lainnya serta hancurnya persatuan di antara mereka.

Fitnah merupakan perbuatan yang berbahaya,karena ia tidak tampak oleh mata, tetapi dampaknya dapat menghancurkan segalanya. Karena itu orang yang suka menyebarkan fitnah di benci lah SWT, bahkan orang- orang semacam ii jika diketahui wajib diperangi.Firmannya ;

“Perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah semata, jika mereka berhenti dari memusuhi kamu, maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim’. (QS. Al-Baqorah 2 : 193).

Ayat diatas menjelaskan bahwa apabila orang yang tida suka kepada islam melemparkan kata-kata fitnah, melakukan usaha untuk melemahkan dan memadamkan islam, maka kaum muslimin harus bangkitmembalas atau menjelaskan fitnah kepada yang mereka lemparkan, sehingga islam tegak hanya karena Allah. Jika mereka berhenti dari fitnah, maka tidak ada lagi permusuhan kecuali bagi orang-orang yang melakukan aniaya.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar tuduhan yang tidak pada tempatnya, seperti menjelek-jelekkan orang lain yang belum ada faktanya, menyebarluaskan berita yang belum jelas.Hal yang demikian adalah fitnah yang harus dihindari, sebab fitnah itu lebih berbahaya dari pada pembunuhan.

“Fitnah itu lebih keji dari pada pembunuhan” (QS Albakarah 2:191)

Akibat dari ffitnah merugikan banyak pihak dan dia sendiri merasa dikejar oleh dosanya sendiri. Di akhirat orang yang suka melakukan fitnah tidak berhak masuk surga sesuai dengan hadis:

“Tidak masuk surga orang yang suka memfitnah “ (HR.Bukhari)

3. Buruk sangka (suudzan)

Buruk sangka (suudzan) adalah penyakit hati yang berupa perasangka bahwa orang lain itu bermaksud buruk kepadanya atau berkelakuan buruk, padahal ia sendiri tidak pernah tahu sipat-sipat atau maksud orang itu yang sebenarnya.

Buruk sangka merupakan penyakit hati yang selalu menyakiti hati setiap orang, jika penyakit ini di biarkan, ia akan berkembang dan menjadi bagian dari dirinya, sehingga bukan hanya merugikan orang lain, tetapi lebih dahulu akan menyakiti dirinya sendiri, sebab orang yang selalu buruk sangka akan dilanda kecemasan, kekuatiran dan ketakutan terus menerus sepanjang ia berhubungan dengan orang lain. Kecemasan keuatiran dna ketakutan merupakan siksaan batin yang menyakitkan, bahkan dapat membangkitkan penyakit-penyakit lahir, seperti setres, jantung berdebar-debar, darah tinggi dan sebagainya. Karna itu buruk sangka merupakan perasaan yang harus dijauhkan dari dirikita, sebagai mana firman Allah

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari perasangka, sesungguhnya sebagian dari perasangka ituadalah dosa” (QS.Al-hujurat,49:12)

Ayat di atas menyuruh kita untuk menjauhi perasangk, menduga-duga, sebab sebagian perasangka itu adalah dosa. Berburuk sangka pada orang lain hakikatnya adalah menganiaya diri sendiri.

Di dalam hadis riwayat Tarmizi dijelaskan bahwa perasangka ada dua macam, yaitu satu dosa dan yang lainnya tidak dosa. Perasangka yang dosa adalah perasangka yang kemudian di ungkapkan dengan bahasa lisan (diucapkan), sedangkan perasangka yang tidak di ungkapkan dalam bahasa lisan tidak berdosa (tersimpan dalam hati atau didiamkan)

Buruk sangka pada orang lain bahayanya antara lain

1. Selalu tidak mempercayai orang lain

2. Tidak ada tenggang rasa

3. Ada anggapan bahwa orang lain jelek

4. Anggapan bahwa ia adalah orang yang serba tahu, serba bias.

5. Membuat dirinya gelisah, tidak tenang, ini akan menyebabkan timbulnya penyakit

Dengan adanya hal-hal tersebut, pada diri seseorang akibatnya yang paling bahaya adalah tida adanya perhatian dan penghargaan dari orang lain yang padi gilirannya ia akan terisolir (terpisah) dari teman dan masarakat sekitarnya. Oleh karna itu berburuk sangka adalah dosa yang harus di hindari

4. Khianat.

Khianat adalah kebalikan dari amanat yang berarti tidak dipercaya. Orang yang khianat adalah orang yang tidak dapat dipercaya atas amanat yang diberikan kepadanya

Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghanati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagian cobaan, disisi Allah lah pahala yang besar”(QS Al-Anfal, 8:27-28)

Berdasarlan ayat di atas, khianat ada beberapa macam, yaitu khianat kepada Allah, kepada Rasu, kepada manusia, dan khianat kepada hart.

1. Khianat Kepada Allah.

Khianat kepada Allah adalah tidak melaksanakan hukum Allah berupa perintahnya yang harus dikerjakan dan laranganya yang harus di jauhi, misalnya, seorang muslim yang mengetahui wajibnya salat fardu tetapi tidak mengerjakannya, maka ia jelas berkhianat kepada Allah.

2. Khianat Kepada Rasul .

Yang dimaksud khianat kepada Rasul ialah tidak menjadikan hadis Rasul sebagai penjelas kitab Allah, artinya tidak berpedoman pada hadis.

3. Khianat kepada semua manusia.

Khianat kepada manusia yaitu menyelewengkan kepercayaan orang lain yang di bebenkan kepadanya, masalnya seorang mahasiswa dikasih uang, buat bayar kuliah tetepi malah ga dibayarkan.

4 Khianat Kepada Harta

Kianat kepada harta ialah menyalurkan harta tidak pada jalan yang dibenarkan agama. Misalnya tidak menjakatkan harta yang sudah cukup nisab.

Ringkasanya, setiap hukum Allah, bila tidak di amalkan, tidak sesuai dengan ketentuan Allah adalah mengkhianatinya. Jadi setiap umat islam wajib melaksanakan amanat Allah dan berdoa bila mengkhianatinya.

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN


BAB I

PENDAHULUAN

Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara langsung pertama kali untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004. Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan suses.

Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, mulai bulan Juni 2005 lalu di 226 daerah meliputi 11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk memilih para pemimpin daerahnya. Sehingga warga dapat menentukan peminpin daerahnya menurut hati nuraninya sendiri. Tidak seperti tahun tahun yang dahulu yang menggunakan perwakilan dari partai. Namun dalam pelaksanaan pilkada ini muncul penyimpangan penyimpangan. Mulai dari masalah administrasi bakal calon sampai dengan yang berhubungan dengan pemilih.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian dan Landasan Hukum Pilkada

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Sehingga demokrasi dapat diartikan pemerintahan dari rakyat dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Pemerintahan yang kewenangannya pada rakyat. Semua anggota masyarakat (yang memenuhi syarat ) diikutsertakan dalam kehidupan kenegaraan dalam aktivitas pemilu. Pelaksanaan dari demokrasi ini telah dilakukan dari dahulu di berbagai daerah di Indonesia hingga Indonesia merdeka sampai sekarang ini. Demokrasi di negara Indonesia bersumberkan dari Pancasila dan UUD ’45 sehingga sering disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat, dengan berpangkal tolak pada faham kekeluargaan dan kegotongroyongan

Indonesia pertamakali dalam melaksanakan Pemilu pada akhir tahun 1955 yang diikuti oleh banyak partai ataupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu yang secara langsung untuk memilih wakil wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Dan sekarang ini mulai bulan Juni 2005 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah atau sering disebut pilkada langsung. Pilkada ini merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat. Ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

1. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara langsung.

2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.

4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.

5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas. Dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta, jumlah pemimpin nasional yang kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang memenangi Pemilu 2004. Karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin nasional justru dari pilkada langsung ini.

  1. Pelaksanaan dan Penyelewengan Pilkada

Pilkada ini ditujukan untuk memilih Kepala daerah di 226 wilayah yang tersebar dalam 11 provinsi dan 215 di kabupaten dan kota. Rakyat memilih kepala daerah masing masing secara langsung dan sesuai hati nurani masing masing. Dengan begini diharapkan kepala daerah yang terpilih merupakan pilihan rakyat daerah tersebut. Dalam pelaksanaannya pilkada dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah masing masing. Tugas yang dilaksanakan KPUD ini sangat berat yaitu mengatur pelaksanaan pilkada ini agar dapat terlaksana dengan demokratis. Mulai dari seleksi bakal calon, persiapan kertas suara, hingga pelaksanaan pilkada ini.

Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul. Seringkali ditemukan pemakaian ijasah palsu oleh bakal calon. Hal ini sangat memprihatinkan sekali . Seandainya calon tersebut dapat lolos bagai mana nantinya daerah tersebut karena telah dipimpin oleh orang yang bermental korup. Karena mulai dari awal saja sudah menggunakan cara yang tidak benar. Dan juga biaya untuk menjadi calon yang tidak sedikit, jika tidak iklas ingin memimpin maka tidakan yang pertama adalah mencari cara bagaimana supaya uangnya dapat segera kemali atau “balik modal”. Ini sangat berbahaya sekali.

Dalam pelaksanaan pilkada ini pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Seringkali bagi pihak yang kalah tidak dapat menerima kekalahannya dengan lapang dada. Sehingga dia akan mengerahkan massanya untuk mendatangi KPUD setempat. Kasus kasus yang masih hangat yaitu pembakaran kantor KPUD salah satu provinsi di pulau sumatra. Hal ini membuktikan sangat rendahnya kesadaran politik masyarakat. Sehingga dari KPUD sebelum melaksanakan pemilihan umum, sering kali melakukan Ikrar siap menang dan siap kalah. Namun tetap saja timbul masalah masalah tersebut.

Selain masalah dari para bakal calon, terdapat juga permasalahan yang timbul dari KPUD setempat. Misalnya saja di Jakarta, para anggota KPUD terbukti melakukan korupsi dana Pemilu tersebut. Dana yang seharusnya untuk pelakasanaan pemilu ternyata dikorupsi. Tindakan ini sangat memprihatinkan. Dari sini dapat kita lihat yaitu rendahnya mental para penjabat. Dengan mudah mereka memanfaatkan jabatannya untuk kesenangan dirinya sendiri. Dan mungkin juga ketika proses penyeleksian bakal calon juga kejadian seperti ini. Misalnya agar bisa lolos seleksi maka harus membayar puluhan juta.

Dalam pelaksanaan pilkada di lapangan banyak sekali ditemukan penyelewengan penyelewengan. Kecurangan ini dilakukan oleh para bakal calon seperti :

  1. Money politik

Sepertinya money politik ini selalu saja menyertai dalam setiap pelaksanaan pilkada. Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat dengan mudah. Contoh yang nyata saja yaitu di lingkungan penulis yaitu desa Karangwetan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, juga terjadi hal tersebut. Yaitu salah satu dari kader bakal calon membagi bagikan uang kapada masyarakat dengan syarat harus memilih bakal calon tertentu. Tapi memang dengan uang dapat membeli segalanya. Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka dengan mudah orang itu dapat diperalat dan diatur dengan mudah hanya karena uang.

Jadi sangat rasional sekali jika untuk menjadi calon kepala daerah harus mempunyai uang yang banyak. Karena untuk biaya ini, biaya itu.

  1. Intimidasi

Intimidasi ini juga sangat bahaya. Sebagai contoh juga yaitu di daerah penulis oknum pegawai pemerintah melakukan intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu calon. Hal ini sangat menyeleweng sekali dari aturan pelaksanaan pemilu.

  1. Pendahuluan start kampanye

Tindakan ini paling sering terjadi. Padahal sudah sangat jelas sekali aturan aturan yang berlaku dalam pemilu tersebut. Berbagai cara dilakukan seperti pemasangan baliho, spanduk, selebaran. Sering juga untuk bakal calon yang merupakan Kepala daerah saat itu melakukan kunjungan keberbagai daerah. Kunjungan ini intensitasnya sangat tinggi ketika mendekati pemilu. Ini sangat berlawanan yaitu ketika sedang memimpin dulu. Selain itu media TV lokal sering digunakan sebagi media kampanye. Bakal calon menyam paikan visi misinya dalam acara tersbut padahal jadwal pelaksanaan kampanye belum dimulai.

  1. Kampanye negatif

Kampanye negatif ini dapat timbul karena kurangnya sosialisasi bakal calon kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat masih sangat kurang terhadap pentingnya informasi. Jadi mereka hanya “manut” dengan orang yang disekitar mereka yang menjadi panutannya. Kampanye negatif ini dapat mengarah dengan munculnya fitnah yang dapat merusak integritas daerah tersebut.

  1. Solusi

Dalam melaksanakan sesuatu pasti ada kendala yang harus dihadapi. Tetapi bagaimana kita dapat meminimalkan kendala kendala itu. Untuk itu diperlukan peranserta masyarakat karena ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Untuk menggulangi permasalah yang timbul karena pemilu antara lain :

  1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. Tokoh tokoh masyarakat yang merupakan panutan dapat menjadi souri tauladan bagi masyarakatnya. Dengan ini maka dapat menghindari munculnya konflik.
  2. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul perbedaan pendapat. Hal ini diharapkan tidak menimbulkan konflik. Dengan kesadaran menghargai pendapat orang lain, maka pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan lancar.
  3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. Sehingga menghindari kemungkinan fitnah terhadap calon yang lain.
  4. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih dengan hati nurani sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Sehingga prinsip prinsip dari pemilu dapat terlaksana dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN

Bangsa yang belajar adalah bangsa yang setiap waktu berbenah diri. Pemerintah Indonesia telah berusaha membenahi sistem yang telah dengan landasan untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Walaupun dalam pelaksanaan pilkada ini masih ditemui berbagai macam permasalhan tetapi ini semua wajar karena indonesia baru menghadapi ini pertama kalinya setelah pemilu langsung untuk memilih presiden dan wakilnya. Ini semua dapat digunakan untuk pembelajaran politik masyarakat. Sehingga masyarakat dapat sadar dengan pentingnya berdemokrasi, menghargai pendapat, kebersamaan dalam menghadapai sesuatu. Manusia yang baik tidak akan melakukan kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga untuk pemilihan umum yang berikutnya permasalah yang timbul dapat diminimalkan. Sehingga pemilihan umum dapar berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abraham Panumbangan (mahasiswa fisipol UMY).Masih perlu waktu. www.kr.co.id edisi Jum’at, 15 Juli 2005

2. Hasan Shadily, dkk.1973. Ensiklopedi Umum . Jakarta: Yayasan Dana Buku Franklin Jakarta.

3. M. Ma’ruf (Mentri Dalam Negeri).Optimisme hadapi pilkada langsung. www.kompas.com edisi selasa, 22 Februari 2005

4. Redaksi Kompas. APBN-P 2005 Bantu Rp 464,9 Miliar . www.kompas.com edisi Rabu, 30 Maret 2005

5. Suardi Abubakar, dkk. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 SMU.Jakarta: Yudhistira.

Bahasa Tubuh

Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja

Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja. Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.

1. Jabat Tangan
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus. Dead fish adalah tipe jabat tangan yang "malas", yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam, seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas, namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.

Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat

2. Tatapan
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain.

Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.

5. Tangan dan Lengan
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa "menerimanya" kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.

Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan. Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.

Leadership

Kepemimpinan (Leadership)

A. Pengertian dan Unsur - Unsurnya

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai

kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen

agar tujuan organisasi tercapai.

Menurut George Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau

bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok.

Menurut Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam

mencapai tujuan umum.

Dari dua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas :

1. Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.

2. Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.

3. Untuk mencapai tujuan manajer.

4. Untuk memperoleh manfaat bersama.

Sehingga jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur

kader penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan

organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota.

B. Fungsi dan Tugas

Seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan

2. Mengembangkan informasi

3. Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota

4. Memberi dorongan dan semangat pada anggota

5. Bertanggungjawab atas semua aktivitas kegiatan

6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan

7. Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi

Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Yang berkaitan dengan kerja :

- Mengambil inisiatif

- Mengatur langkah dan arah

- Memberikan informasi

- Memberikan dukungan

- Memberi pemikiran

- Mengambil suatu kesimpulan

b. yang berkaitan dengan kekompakan anggota :

- Mendorong, bersahabat, bersikap menerima

- Mengungkapkan perasaan

- Bersikap mendamaikan

- Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat

- Memperlancar pelaksanaan tugas

- Memberikan aturan main

C. Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki

Kepemimpinan dibagi menjadi sebagai berikut :

1. Level Top Leader/Top Management

Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang bersifat konseptual.

Misalnya, melakukan perencanaan yang akan dilakukan seluruh anggota.

2. Level Middle Leader/Middle Management

Golongan menengah, misalnya, staf produksi, manajer keuangan. Melakukan tugas konseptual

sebagai penjabaran dari top management, juga melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan

teknis relatif penting.

3. Lower Leader/Lower Management

Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis. Harus menguasai teknis

walaupun secara konseptual tidak begitu penting.

D. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Orientasi pekerjaan (task oriented)

2. Orientasi kekompakan (human oriented)

Dari dua gaya kepemimpinan tersebut berkembang gaya kepemimpinan yang lain seperti :

- Gaya kekompakan tinggi, kerja rendah

- Gaya kerja tinggi, kekompakan rendah

- Gaya kerja tinggi, kekompakan tinggi

- Gaya kerja rendah, kekompakan rendah

E. Persyaratan Ideal Bagi Pimpinan

Menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :

1. Mental dan fisik yang energik

2. Emosi yang stabil

3.Pengetahuan human relation yang baik

4. Motivasi personal yang baik

5. Cakap berkomunikasi

6. Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan

7. Ahli dalam bidang sosial

8. Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial

Menurut Horold Koontz dan Cyrel O'Donnel, ciri-ciri pemimpin yang baik adalah :

a. Tingkat kecerdasan yang tinggi

b. Perhatian terhadap keseluruhan kepentingan

c. Cakap berbicara

d. Matang dalam emosi dan pikiran

e. Motivasi yang kuat

f. Penghayatan terhadap kerja sama

Teori - Teori Pemikiran Manajemen

A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik

Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :

1. Pentingnya peran manajer

2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja

3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan

4. Iklim kondusif

Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.

A.1. Robert Owen (1771 - 1858)

Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.

Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja

sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.

A.2. Charles Babbage (1792 - 1871)

Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian

pekerjaan. Sehingga setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap

pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.

A.3. Frederick W. Taylor :

Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu

kerja (time & motion studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat

dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.

A.4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :

Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :

1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.

2. Mengenal metode seleksi yang tepat.

3. Sistem bonus dan instruksi.

Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap

motivasi kerja.

A.5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 - 1972) :

Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam

pekerjaan. Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan

yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk

mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan.

A.6. Herrrington Emerson (1853 - 1931) :

Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah

adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :

1. Tujuan jelas

2. Kegiatan logis

3. Staf memadai

4. Disiplin kerja

5. Balas jasa yang adil

6. Laporan terpecaya

7. Urutan instruksi

8. Standar kegiatan

9. Kondisi standar

10. Operasi standar

11. Instruksi standar

12. Balas jasa insentif

B. Teori Organisasi Klasik

B.1. Fayol (1841 - 1925) :

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :

1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.

2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.

3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.

4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.

5. Accountancy ; kegiatan akuntansi

6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :

- Planning ; kegiatan perencanaan<>

- Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan

- Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian

- Commanding ; kegiatan pengarahann

- Controlling ; kegiatan penngawasaan

Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :

- Pembagian kerja

- Asas wewenang dan tanggungjawab<>

- Disiplin

- Kesatuan perintah

- Kesatuan arah

- Asas kepentingan umum

>

- Pemberian janji yang wajar

- Pemusatan wewenang

- Rantai berkala

- Asas keteraturan

- Asas keadilan

- Kestabilan masa jabatan

- Inisiatif

- Asas kesatuan

B.2. James D. Mooney :

Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :

a. Koordinasi

b. Prinsip skala

c. Prinsip fungsional

d. Prinsip staf

C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan

mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk

menunjang tingkat produktifitas kerja.

Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem

sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya

bisa lebih tinggi.

D. Teori Behavioral Science :

D.1. Abraham maslow

Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan

dinamika proses motivasi.

D.2. Douglas Mc Gregor

Dengan teori X dan teori Y.

D.3. Frederich Herzberg

Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

D.4. Robert Blake dan Jane Mouton

Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.

D.5. Rensis Likert

Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem

manajemen.

D.6. Fred Fiedler

Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

D.7. Chris Argyris

Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

D.8. Edgar Schein

Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.

Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang,

perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

E. Teori Aliran Kuantitatif

Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat

dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah

sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah

2. Menyusun model aritmatik

3. Mendapatkan penyelesaikan dari model

4. Mengkaji model dan hasil model

5. Menetapkan pengawasan atas hasil

6. Mengadkan implementasi

Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi

untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.

Pengendalian atau Pengawasan

A. Pengertian dan Konsep

Sebagai terjemahan dari controlling dalam manajemen, merupakan fungsi yang penting. Alasan

melakukan pengawasan adalah :

1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.

2. Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.

3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.

4. Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan.

Jadi pengawasan dapat diartikan sebagai usaha melakukan pengamatan, pemantauan, penyelidikan

dan evaluasi keseluruhan kegiatan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Secara konseptual, pengawasan adalah suatu kehidupan interaktif antara hasil pekerjaan dengan

perencanaan yang telah disusun.

B. Aspek Perencanaan

Dipakai sebagai suatu standar atau tolok ukur. Perencanaan yang masih bersifat umum harus

dijabarkan dalam standar-standar yang dapat diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. Aspek Pelaksanaan

Dijadikan sebagai obyek yang dinilai, dianalisa dan dievaluasi kemudian dibandingkan dengan

standar kegiatan. Jika ada perbedaan, maka kegiatan harus dievaluasi sampai sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan, akan tetapi jika tidak ada perbedaan maka kegiatan dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya.

D. Tujuan dan Mekanisme Pengendalian/Pengawasan

Tujuan utama dari pengawasan adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau setidaknya

memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dapat tercapai dengan baik.

Mekanisme pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penetapan standar kegiatan

2. Menyusun umpan balik (feedback)

3. Pembandingan kegiatan dengan standar

4. Mengukur penyimpangan


5. Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan

E. Jenis Pengendalian

Pengendalian dapat dibedakan berdasar beberapa aspek, yaitu :

1. Aspek waktu

2. aspek obyek

3. Aspek subyek

Sehingga jika dilihat dari aspek tersebut diatas, pengendalian dapat dibedakan menjadi :

a. Atas dasar aspek waktu :

-- Pengendalian preventif ; pengendalian yang dilakukan pada saat proses pekerjaan sedang

berjalan.

-- Pengendalian Represif ; pengendalian yang dilakukan setelah pekerjaan selesai.

b. Atas dasar aspek obyek :

-- Pengendalian Administratif ; yang dilakukan dibidang administrasi

-- Pengendalian Operatif ; dilakukan dibidang opersional

c. Atas dasae aspek subyek :

-- Pengendalian Interen ; pengendalian yang ditujuan pada pelaku fungsi-fungsi manajemen

-- Pengendalian eksteren ; ditujukan pada pelaku diluar fungsi-fungsi manajemen

F. Langkah - Langkah Pengendalian

Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja

2. Mengukur kegiatan

3. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan

4. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi.